Ustadz Populer | Di era medsos saat ini, sangat mudah bagi orang menjadi terkenal dan viral; baik karena kebaikannya atau keburukannya. Ada baiknya bagi muslim mana pun yang aktif di medsos memilah mana yang layak dipopulerkan, mana yang tidak. Mempopulerkan orang jahat, fasiq, ahli maksiat, karena kemaksiatannya, akan menenggelamkan orang-orang baik dan kebaikannya. Sehingga mata dan telinga manusia pun terbiasa dan lebih familiar dengan nama-nama orang jahat dan kejahatannya. Tentunya ini tidak sehat.
Allah Ta’ala menceritakan orang-orang kafir dengan: walladzina kafaruu, menyebut orang zalim dengan zhaalimullinafsih, orang-orang fasiq dengan ulaaika humul faasiquun, dengan bentuk mubham (tidak jelas), agar person-person mereka tidak populer. Bahkan Fir’aun, Kisra, dan Qaishar, tidak disebutkan nama aslinya, itu sama nama gelar raja, bukan nama asli. Kecuali, bagi yang memang sudah parah seperti Qarun dan Abu Lahab.
Sebaliknya, Allah Ta’ala mempopulerkan nama-nama nabi, rasul, seperti Adam, Idris, Nuh, Shalih, Ibrahim, Ismail, Musa, dan lainnya, serta orang shalih seperti Maryam, Luqman, dan Zaid. Bahkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sudah diperkenalkan di kitab-kitab terdahulu sebelum kelahirannya. Maka, populerkanlah orang-orang shalih dan kebaikannya, orang-orang berilmu dan keilmuannya, walau menjadi populer bukanlah cita-cita mereka. Sebab menjadi populer itu tidak salah, nyatanya para nabi, rasul, sahabat, imam mazhab, semuanya orang-orang populer.
Menjadi salah adalah mempopulerkan diri sendiri dengan cara yang salah dan norak; sebagaimana ungkapan : bul ‘ala zamzam fatu’raf (kencingilah sumur zamzam kau akan terkenal). Dengan populernya orang-orang shalih dan ahli ilmu, semoga itu bisa menjadi teladan dalam keshalihan, kedermawanan, keilmuan, dan kebaikan lainnya.
Wallahul Muwaffiq Ilaa Aqwamith Thariq. Wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala aalihi wa Shahbihi wa Sallam.
Judul Asli : Populerkan Orang Shalih dan Ulama, Jangan Orang Fasiq
Source : https://t.me/UstadzFaridNuman/4622
Kesempurnaan Islam telah jelas dan pasti, tertera dalam Al Quran dan As Sunnah. Ini menjadi karakter yang melekat dalam Islam. Allah Ta’ala berfirman:
ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗا
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” (QS. Al-Ma’idah, Ayat 3)
Ayat lainnya:
وَنَزَّلۡنَا عَلَيۡكَ ٱلۡكِتَٰبَ تِبۡيَٰنٗا لِّكُلِّ شَيۡءٖ وَهُدٗى وَرَحۡمَةٗ وَبُشۡرَىٰ لِلۡمُسۡلِمِينَ
“Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (Muslim).” (QS. An-Nahl, Ayat 89)
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga menegaskan bahwa semuanya telah dijelaskan, secara terang benderang, seolah olah malam dan siangnya sama. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا وَنَهَارُهَا سَوَاءٌ
قَالَ أَبُو الدَّرْدَاءِ صَدَقَ وَاللَّهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرَكَنَا وَاللَّهِ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا وَنَهَارُهَا سَوَاءٌ
“Sungguh, telah aku tinggalkan untuk kalian perkara terang benderang, malam dan siangnya sama.”
Abu Darda` berkata, “Demi Allah benar, Rasulullah ﷺ telah meniggalkan bagi kita perkara yang terang benderang, malam dan siangnya sama.” (HR. Ibnu Majah no. 5, hasan)
Syaikh Hasan Al Banna Rahimahullah:
الإسلام نظام شامل يتناول مظاهر الحياة جميعا فهو دولة ووطن أو حكومة وأمة ، وهو خلق وقوة أو رحمة وعدالة ، وهو ثقافة وقانون أو علم وقضاء ، وهو مادة أو كسب وغنى ، وهو جهاد ودعوة أو جيش وفكرة ، كما هو عقيدة صادقة وعبادة صحيحة سواء بسواء .
“Islam adalah nizham (tatanan) sempurna yang mencakup seluruh sisi kehidupan. Dia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan umat, akhlak dan kekuatan, rahmat dan keadilan, wawasan dan undang-undang, ilmu dan ketetapan, materi dan kekayaan alam, atau penghasilan dan kekayaan, jihad dan da’wah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana dia adalah aqidah yang benar serta ibadah yang sahih, tidak lebih tidak kurang.” (Al Imam Asy Syahid Hasan Al Banna, Majmu’ah Ar Rasail, hal. 305. Ushul ‘Isyrin No. 1. Maktabah At Taufiqiyah, Kairo. tanpa tahun)
Wallahul Muwaffiq Ilaa Aqwamith Thariq
Source : https://t.me/UstadzFaridNuman/4621
Penulis : Ust Farid Nu’man bin Hasan (foto : tengah)
=======
Artikel menarik lainnya : Tips Menjadi Tour Leader Umroh Bersertifikasi
Tidak sedikit pertanyaan masuk terkait hukum tahallul awal atau mencukur rambut sendiri saat umroh pertama. Bagaimana status hukumnya, apakah boleh atau terlarang ? Diantara pertanyaan : السؤال هل يجوز أن يقص الرجل شعره بنفسه للتحلل من العمرة وأيضا بالنسبة للمرأة... Selengkapnya
Berikut dalam artikel ini akan dijabarkan mengenai tips menjadi tour leader bahkan memiliki sertifikasi dari BNSP. Merebaknya travel umrah di Indonesia karena menjadi wadah dari sangat banyaknya peminat masyarakat akan ibadah umrah, terutama setelah menyadari bahwa antrian ibadah haji reguler... Selengkapnya
Bagaimana cara mewujudkan mimpi ke tanah suci ? Setiap kita pasti memiliki dream, mimpi.. cita-cita. Bagi seorang muslim, bisa dipastikan salah satu mimpi nya adalah bisa beribadah ke tanah suci baik dalam rangkaian haji maupun umroh. Sementara hari ini waiting... Selengkapnya
Belum ada Komentar